Benarkah Kapur Barus Menaikkan Oktan BBM ?

Sudah tidak asing lagi bukan dengan teori ini ? Entah siapa yang memulainya dulu tetapi metode ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 90an khususnya di dunia racing, setau ane dulu waktu pelajaran kimia SMA kapur barus itu sejenis zat bernama Naftalen atau senyawa aromatik dan keluarganya termasuk toluena, benzena dsb. Kalo ane browsing di mbah google mengenai senyawa zat ini memang dikenal memiliki angka oktan tinggi jadi ada benarnya juga teori ini walau demikian keberadaannya didalam bahan bakar harus dibatasi.

Cara pengaplikasiannya juga simpel yaitu dengan cara memcampurkan langsung kapur barus ke dalam bahan bakar, pertama kapur barus dihaluskan lalu langsung dimasukkan ke dalam tangki bahan bakar dengan perbandingan 1 sendok kapur barus untuk 4-5 liter bahan bakar.

Cara ini tergolong paling efektif dan memberikan hasil yang optimal ( katanya ) namun terdapat sedikit kendala dimana nantinya serbuk akan mengendap di dasar tangki dan terhanyut oleh bahan bakar dan mengendap di ruang pembakaran. solusi ? solusinya kapur barus dicampur dulu dengan bahan bakar di wadah jerigen kemudian setelah mengendap barulah bahan bakar dituang ke tangki.

Cara lain yang lebih simpel yaitu dengan menaruh kapur barus di filter udara nantinya uap kapur barus akan terhisap dengan udara melalui saluran filter menuju ruang pembakaran,cara ini lebih aman dari cara pertama namun hasilnya dirasa kurang maksimal.

Dulu pernah praktekin beginian soale disaranin sama temen, awal pakai memang terasa tarikannya, entah feel saja atau memang ada peningkatan performa tapi lama lama kok biasa saja, karena takut kenapa kenapa akhirnya berhenti dah praktek beginian.

Lantas apakah teori ini punya efek samping ? Menurut info yang saya kutip dari kaskus, efek samping dari teori ini berbunyi

kapur barus atau naftalen memang Senyawa yang bersifat karsinogen (penyebab kanker), dan emisi gas buang nya sangat beracun makanya sebaiknya ga usah dipakai.

pencampuran naphthalene ke dalam bensin (C6H6) turut menghasilkan gas buang yang cukup berbahaya, efek instan adalah gas buang pedih di mata.

Namun apa boleh buat, tuntutan mengejar performa dengan modal yang minim menjadi alasan utama melakukan teori ini, namanya juga manusia gan, selalu saja merasa tidak puas dengan keadaan motor bawaan pabrik, padahal dulunya insinyur motor memikirkan motor tuh sampai botak ujung rambut sampai ujung kaki 😀 tapi menurut saya membuat diri sendiri puas dengan cara menyusahkan orang lain itu termasuk perbuatan tercela yang dilarang nusa bangsa dan agama

saran kalo toh ingin menaikkan oktan mending pakai BBM beroktan tinggi sekalian seperti pertamax dan pertamax plus atau nyoba pertalite yang oktannya lebih tinggi sedikit dari premium namun dengan harga yang lebih terjangkau, kalo begini kan gak akan menimbulkan efek samping lagi ?